Awal-awal mendapat mata kuliah Knowledge Management, saya merasa agak bingung dengan konsep knowledge yang sering disebut-sebut dalam kegiatan pembelajaran itu. Knowledge jika diartikan dalam Bahasa Indonesia tidak lain adalah Pengetahuan. Pengetahuan yang seperti apa? Dalam bentuk apa? Gunanya buat apa? Apa hubungannya knowledge dengan perusahaan?
Seiring proses pembelajaran yang dijalani, pemahaman tentang Knowledge mulai jelas, dapat saya artikan dalam bahasa saya sendiri, Knowledge adalah sesuatu yang kita ketahui, kita kuasai, dan yang berguna untuk sesuatu. Seperti yang diketahui, knowledge ada yang bersifat tacit dan eksplicit. Knowledge tacit adalah pengetahuan/keahlian/kemampuan yang berada dalam benak pikiran seseorang, yang belum dituangkan dalam suatu wadah, sehingga menjadi halangan untuk di-sharing kepada orang lain. Sedangkan knowledge eksplicit adalah pengetahuan yang telah dituangkan kedalam suatu wadah, sehingga orang lain dapat mencari, mempelajari pengetahuan tersebut.
Nah, baik knowledge tacit maupun eksplicit, kedua hal itu sangat dibutuhkan perusahaan dalam proses pengoperasian, pengambilan keputusan, dll. Seorang pemimpin perusahaan harus memiliki kemampuan analisis (knowledge tacit) yang baik untuk mengambil keputusan, dengan didukung oleh pengalaman (knowledge tacit), data dan informasi (knowledge eksplicit) yang berguna untuk menganalisis keputusan tersebut.
Permasalahannya adalah knowledge tersebut sering tidak diketahui, dieksplorasi oleh perusahaan itu sendiri. Banyak knowledge yang hanya berada dalam pikiran karyawan, tanpa pernah dikeluarkan, digunakan oleh perusahaan, atau atasan-atasan mereka.
Oleh karena itu, knowledge perlu dilakukan proses Manage, dalam cakupan dikeluarkan, disimpan, digunakan, dan terus dikembangkan untuk mendukung peningkatan efektivitas dan efisiensi proses perusahaan, dan dalam proses pengambilan keputusan.